Telinga Super si Kupu-kupu
Tanpa banyak yang tahu, seekor kupu-kupu mempunyai sebuah telingan kecil yang terletak si sepasang sayapnya. Meski ukuran telinganya sangatlah kecil, telinganya ini memiliki kemampuan yang terbilang hebat. Dengan telinga ini kupu-kupu mampu membedakan suara tinggi dan rendah, serta mengetahui keberadaan burung yang ada didekatnya. Dulu, belum banyak orang yang tahu bahwa kupu-kupu memiliki telinga. Para peneliti menganggap mereka tuli. Pada thaun 1912, untuk pertama kalinya dunia sains menemukan bahwa kupu-kupu memiliki telinga. Kathleen Lucas dan timnya dari University of Bristol kemudian mengadakan penelitian untuk mengetahui lebih dlaam tentang bentuk unik membran pendengaran yang teletak di dasar sayap biru morfo atau bagian dalam sayap.
Tim peneliti memulai eksperimen dengan memutarkan suara yang masih bisa didengar oleh kuppu-kupu, yaitu suara dengan frekuensi 1.000 sampai 5.000 Hz. Sebagai pembanding, kupu,kupu itu pun diperdengarkan pula suara dengna rentang frekuensi pendengaran frekuensi manusia pada frekuensi 20 hingga 20.000 Hz, meski umumnya ucapan manusia berada pada rentang 100 hingga 4.000 Hz.
Selama percobaan itu Lucas menggunakan laser kecil untuk memindai permukaan membran dari beberapa kupu-kupu. Mereka menemukan bahwa bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah antara 1.00 hingga 5.000 Hz menyebabkan getaran berfokus pada sebuah titik bagian luar membran. Sementara bunyi dengan frekuensi yang lebih tinggi di atas 5.000 Hz menyebabkan seluruh membran bergetar. Maha Besar Allah atas segala ciptaannya.
Tim peneliti memulai eksperimen dengan memutarkan suara yang masih bisa didengar oleh kuppu-kupu, yaitu suara dengan frekuensi 1.000 sampai 5.000 Hz. Sebagai pembanding, kupu,kupu itu pun diperdengarkan pula suara dengna rentang frekuensi pendengaran frekuensi manusia pada frekuensi 20 hingga 20.000 Hz, meski umumnya ucapan manusia berada pada rentang 100 hingga 4.000 Hz.
Selama percobaan itu Lucas menggunakan laser kecil untuk memindai permukaan membran dari beberapa kupu-kupu. Mereka menemukan bahwa bunyi dengan frekuensi yang lebih rendah antara 1.00 hingga 5.000 Hz menyebabkan getaran berfokus pada sebuah titik bagian luar membran. Sementara bunyi dengan frekuensi yang lebih tinggi di atas 5.000 Hz menyebabkan seluruh membran bergetar. Maha Besar Allah atas segala ciptaannya.
No comments
Silahkan tinggalkan komentar ..